Rabu, 20 April 2011

Seni Mendengar





Banyak orang bisa 'berkata', namun sedikit yang mau 'mendengar'. Padahal jika kita mau kembali ke hukum alam, seharusnya kita harus lebih banyak mendengar daripada bicara. Bukankah Allah memberi kita dua telinga dan hanya satu mulut?
Begitupun jika kita saksikan pada bayi yang baru lahir. Indra pendengaran lebih dulu berfungsi daripada yang lainnya. Lalu, mengapa mendengar lebih susah daripada berbicara? Meski secara kasat mata mendengar adalah hal yang gampang, namun nyatanya banyak orang yang lebih suka didengarkan omongannya daripada mendengarkan omongan orang lain. Mendengarkan merupakan bagian esensi yang menentukan komunikasi efektif. Tanpa kemampuan mendengar yang bagus, biasanya akan muncul banyak masalah.

Yang sering terjadi, kita merasa bahwa kitalah yang paling benar. Kita tidak tertarik untuk mendengarkan opini yang berbeda dan hanya tergantung pada cara kita. Selalu merasa benar, paling kompeten, dan tidak pernah melakukan kesalahan.
Jika kita selalu merasa bahwa diri kita benar, dan cara kitalah yang paling tepat, itu berarti kita tidak pernah mendengarkan. Ide dan opini kita sangat sukar untuk diubah jika fakta tidak mendukung keyakinan kita. Bahkan kalau ada fakta pun kita mungkin hanya akan sekedar
meliriknya
saja.
Mungkin saat ini kita nyaman dengan cara kita, tapi untuk jangka waktu yang panjang, apakah sama?,orang-orang akan menolak dan membenci kita. Jika kita mau mulai mendengarkan
orang lain, maka suatu saat kita akan
menyadari kesalahan kita. Jawaban untuk mengatasi sifat ini adalah mengasah skill mendengar aktif.
Mendengar tidak selalu dengan tutup mulut, tapi juga melibatkan partisipasi aktif kita. Mendengar yang baik bukan berharap datangnya giliran berbicara. Mendengar adalah komitmen kita untuk memahami pembicaraan dan perasaan lawan bicara kita. Ini juga sebagai bentuk penghargaan bahwa apa yang orang lain bicarakan adalah bermanfaat untuk kita. Pada saat yang sama kita juga bisa mengambil manfaat yang maksimal dari pembicaraan tersebut.
Seni mendengar dapat membangun sebuah relationship. Jika kita melakukannya dengan baik, orang-orang akan tertarik dengan kita dan interaksi kita akan semakin harmonis. Berikut teknik mudah yang dapat dipraktekkan oleh kita dengan sangat wajar untuk menjadi seorang pendengar yang baik :


1.      Peliharalah kontak mata dengan baik.

Tunjukkan kepada lawan bicara kita tentang keterbukaan dan kesungguhan kita dalam mendengarkan apa yang ia sampaikan.

2.      Condongkan tubuh ke depan.

            Ini menunjukkan ketertarikan kita pada topik pembicaraan. Cara ini juga akan mengingatkan kita untuk memiliki sudat pandang yang lain, yaitu tidak hanya fokus pada diri kita.
3.      Buat pertanyaan.
Ketika ada hal yang butuh klarifikasi atau ada informasi baru yang belum kita ketahui  dari lawan bicara kita.
4.      Buat selingan pembicaraan
Pembicaraan yang menarik. Hal ini bisa membuat percakapan lebih hidup dan tidak monoton,seperti membuat candaan atau lainnya.
5.      Cuplik atau ulang beberapa kata
Yang diucapkan oleh lawan bicara kita. Ini menunjukkan bahwa kita memang mendengarkan dengan baik hingga hapal beberapa cuplikan kata yang dia katakan.
6.      Buatlah komitmen untuk memahami

Apa yang ia katakan, meskipun kita tidak suka. Dari sini kita akan mengetahui nilai-nilai yang diterapkan lawan bicara kita, yang mungkin berbeda dengan nilai yang kita terapkan.
Dengan berusaha untuk memahami, bisa jadi kita akan menemukan sudut pandang, wawasan, persepsi, yang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Jika kita selalu pada pola yang benar untuk jangka waktu tertentu, maka suatu saat kita akan merasakan manfaatnya.
Prosesnya mungkin akan terasa lama dan menjemukan, tapi lama-kelamaan akan terasa berharganya upaya yang telah kita lakukan. Kita akan merasa lebih baik atas diri kita dari yang sebelumnya.
                                                                                                                                  
Kesimpulan:
Jadilah pendengar yang baik, karena sifat ini bisa menjadi kunci untuk mengembangkan pikiran yang positif, dan merupakan salah satu tangga bagi kita untuk mencapai kesuksesan[]
By: Marhalim
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim
Surabaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search