Sabtu, 20 Agustus 2011

BIRUL WALIDAIN (Berbakti Kepada Kedua Orang tua)



Allah berfirman: 
Dan kami perintahkan kepada manusia  (berbuat baik) kepada dua orang
ibu bapaknya,  ibunya  telah mengandungnya dalam keadaan  lemah yang
bertambah-tambah,  dan  menyapihnya  dalam  dua  tahun,  bersyukurlah
pada-Ku  dan  kepada  dua  orang  ibu  bapakmu,  hanya  kepada-Kulah
kembalimu. (QS. Luqman: 14) 
Hadits pertama: 
Dari Abu Hurairoh  ia berkata: "Rasulullah bersabda:  "Seorang anak  tidak
dapat  membalas  ayahnya,  kecuali  anak  tersebut  mendapati  ayahnya
menjadi  budak  kemudian  ia  membelinya  dan  memerdekakannya".  (HR.
Muslim dan Abu Dawud). 

Makna hadits tersebut adalah bahwa seorang anak tidak dapat membalas
jasa  ayahnya,  kecuali  jika  anak  tersebut  mendapati  ayahnya  sebagai
budak yang dimiliki oleh orang lain kemudian ia memerdekakannya, yakni
membebaskan dari perbudakan dan perhambaan dari orang lain (tuannya)
sehingga  ayahnya menjadi  orang  yang merdeka  karena memerdekakan
budak  itu  adalah  pemberian  yang  paling  utama  yag  diberikan  oleh
seseorang kepada yang lain. 
Hadits kedua: 
Dari  Abdullah  Bin  Mas'ud  berkata:  "Aku  bertanya  kepada  Rasulullah:
"Amalan apakah yang dicintai oleh Allah" Beliau menjawab:  "Sholat pada
waktunya. Aku bertanya lagi: "Kemudian apa" Beliau menjawab: "Berbakti
kepada  kedua  orang  tua".  Aku  bertanya  lagi:  "Kemudian  apa"  Beliau
menjawab: "Jihad dijalan Allah". (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 
Hadits ketiga: 
Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda: "Berbaktilah kepada bapak-
bapak  kamu  niscaya  anak-anak  kamu  akan  berbakti  kepada  kamu.
Hendaklah  kamu  menjaga  kehormatan  niscaya  istri-istri  kamu  akan
menjaga kehomatan". (HR. Ath-Thabrani dengan sanad hasan). 
Hadits keempat: 
Dari Asma binti Abu Bakar ia berkata: "Ibuku mendatangiku, sedangkan ia
seorang wanita musyrik di zaman Rasulullah  . Maka aku meminta  fatwa
kepada  Rasulullah  dengan  mengatakan:  "Ibuku  mendatangiku  dan  dia
menginginkan  aku  (berbuat  baik  kepadanya),  apakah  aku  (boleh)
menyambung  (persaudaraan  dengan)  ibuku"  beliau  bersabda:  "ya,
sambunglah ibumu". (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 
Imam Syafi'i Rahimahullah berkata:  "Menyambung persaudaraan  itu bisa
dengan  harta,  berbakti,  berbuat  adil,  berkata  lemah  lembut,  dan  saling
kirim  surat  berdasarkan  hukum  Allah.  Tetapi  tidak  boleh  dengan http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


Ummu Salma  2 dari 3  23/03/2007
memberikan  walayah  (kecintaan  dan  pembelaan)  kepada  orang-orang
yang  terlarang untuk memberikan walayah kepada mereka  (orang-orang
kafir)...." 
Ibnu  Hajar  Rahimahullah  bekata:  "Kemudian  bahwa  berbakti,
menyambung  persaudaraan  dan  berbuat  baik  itu  tidak  mesti  dengan
mencintai dan menyayangi (terhadap orang kafir walaupun orang tuanya)
yang hal  itu dilarang di dalam firman Allah : Kamu tidak akan menjumpai
satu  kaum  yang  beriman  kepada  Allah  dan  hari  akhirat,  saling  berkasih
sayang  dengan  orang-orang  yang menentang  Allah  dan  Rasul-Nya.  (Al-
Mujadilah: 22), karena sesungguhnya ayat  ini umum untuk  (orang-orang
kafir)  yang memerangi  ataupun  yang  tidak memerangi".  (Fathul  Bari  V/
233).
Dalam kitabul 'Isyrah, Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang sampai
kepada Sa'ad bin Malik  , dia berkata:  "Dahulu aku seorang  laki-laki yang
berbakti kepada  ibuku. Setelah masuk  Islam,  ibuku berkata:  "Hai Sa'ad!
Apa yang kulihat padamu telah mengubahmu, kamu harus meninggalkan
agamamu ini atau aku tidak akan makan dan minum hingga aku mati, lalu
kamu  dipermalukan  karenanya  dan  dikatakan: Hai  pembunuh  ibu!"  Aku
menjawab:  "Hai  Ibu!  Jangan  lakukan  itu".  Sungguh  dia  tidak  makan,
sehingga  dia  menjadi  letih.  Tindakannya  berlanjut  hingga  tiga  hari,
sehingga tubuhnya menjadi  letih sekali. Setelah aku melihatnya demikian
aku berkata: "Hai Ibuku! Ketahuilah, demi Allah, jika kamu punya seratus
nyawa,  lalu  kamu menghembuskannya  satu  demi  satu  maka  aku  tidak
akan  meninggalkan  agamaku  ini  karena  apapun.  Engkau  dapat  makan
maupun tidak sesuai dengan kehendakmu". (Tafsir Ibnu Katsir III/791).  
Hadits kelima: 
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As-Sa'idi  berkata:  "Ketika kami sedang
duduk  dekat  Rasulullah  ,  tiba-tiba  datang  seorang  laki-laki  dari  (suku)
Bani Salamah lalu berkata: "Wahai Rasulullah, apakah masih ada sesuatu
yang aku dapat lakukan untuk berbakti kepada kedua orangtuaku setelah
keduanya  wafat  Beliau  bersabda:  "Ya,  yaitu  mendoakan  keduanya,
memintakan  ampum  untuk  keduanya,  menunaikan  janji,  menyambung
persaudaraan  yang  tidak  disambung  kecuali  karena  keduanya,  dan
memuliakan  kawan  keduanya".  (HR.  Abu  Dawud,  Ibnu Majah  dan  Ibnu
Hibban di dalam sahihnya) 
Hadits keenam: 
Sesungguhnya  Allah  telah  mengharamkan  atas  kamu  (dari  perbuatan)
durhaka  kepada  para  ibu,  mengubur  anak  perempuan  hidup-hidup,
menahan apa yang menjadi kewajibanmu untuk diberikan, dan menuntut
apa yang  tidak menjadi hakmu. Allah  juga membenci  tiga hal bagi kamu
desas-desus,  banyak  bertanya,  dan  menyia-nyiakan  harta.  (HR.  Al-
Bukhari dan lainnya) 
 
Tentang cara berbakti kepada kedua orangtua yang masih hidup, secara
ringkas adalah sebagai berikut:  http://www.ummusalma.wordpress.com
Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


Ummu Salma  3 dari 3  23/03/2007
1. Mengajak masuk agama Islam jika belum Islam. 
2. Mengajarkannya kepada pemahaman yang benar (Ahlus Sunnah) 
3. Mentaati perintah mereka selama itu bukan maksiat. 
4.  Mendahulukan  kepentingan  mereka  daripada  kepentingan  sendiri,
bahkan daripada ibadah yang sunnah. 
5. Membantu mereka dengan harta, membelikan kebutuhan mereka, dll. 
6. Berkata yang baik dan  lemah lembut kepada mereka, tidak memanggil
langsung dengan namanya, tidak bersuara tinggi dan ketus, dll. 
7. Mendoakan  kebaikan  untuk mereka, seperti mudah-mudahan mereka
mendapatkan hidayah (Islam / sunnah) dan lainnya. 
8.  Berbuat  baik  kepada  mereka  seperti:  melayani  kebutuhan  mereka,
datang jika mereka memanggil dan lain-lain. 
 
Adapun  berbakti  kepada  orang  tua  setelah  mereka  wafat,  adalah
sebagaimana yang tersebut pada hadits di atas yaitu: 
1.  Memohonkan  ampun  untuk  mereka  jika  semasa  hidupnya  mereka
sebagai orang Islam. 
2. Menunaikan janji mereka. 
3. Memuliakan kawan-kawan mereka. 
4. Menyambung persaudaraan kepada kerabat mereka.  

Maraji': As-Sunnah edisi: 08 / Th. IV / 1421 H - 2000 M dan berbagai sumber. Dikutip dari
salafyoon-online



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search