Jumat, 21 Oktober 2011

Antara Hak Anak Dan Kewajiban Ibu


Anak, sebagai darah daging kedua orang tua, merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari ibunya. Anak mempunyai hak-hak yang merupakan kewa-
jiban orang tuanya, terutama ibunya, untuk menunaikan hak-hak tersebut.
Jadi bukan hanya anak yang mempunyai kewajiban atas orang tua, tetapi
orang tua pun mempunyai kewajiban atas anak. Secara ringkas kewajiban
orang tua atas anaknya adalah sebagai berikut:
1 Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana rman Allah
yang artinya:
Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaita
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS AI Baqarah: 233)
Allah berrman, yang artinya:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang
tuanya. lbunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkanya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampan menyapihnya adalah
tiga puluh bulan. (QS Al Ahqaf 15).

Diangkat dari buku berjudul Wajibatul Mar'atil Muslimah Ala Dhau'il Kitab Was Sunnah Hlm.103
- 127, karya Ummu 'Amr binti Ibrahim Badawi. Di salin ulang dari majalah As-Sunnah Edisi
11/VII/1424H/2004M hal. 56 - 61.
1Al 'Allamah Siddiq Hasan Khan berkata,
"Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Maksud-
nya, adalah jumlah waktu selama itu dihitung dari mulai hamil sampai dis-
apih." 1
2 Mendidiknya
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia
senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad
dan para sahabatnya yang mulia.
Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya,
akan tetapi merupakan kewajiban dan trah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya,
sepertI (misalnya) mencucikan pakaiannya atau memberslhkan badannya saja. Bahkan
mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi
penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang
akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Berikut beberapa perkara yang wajib diperhatikan oleh ibu dalam mendidik anak-
anaknya.
2.1 Menanamkan Aqidah Yang Bersih
Menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari Kitab dan Sunnah yang shahih.
Allah berrman yang artinya:
Maka ketahuilah bahwa sesugguhnya tidak ada sesembahan yang haq melainkan
Allah. (QS Muhammad: 19)
Rasulullah bersabda, yang artinya. Dari Abul Abbas Abdullah bln Abbas, dia berkata:
Pada suatu hari aku membonceng di belakang Nabi, kemudian beliau berkata,
'Wahai anak. Sesungguhnya aku mengajarimu beberapa kalimat, yaitu: ja-
galah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya en-
gkau mendapatiNya di hadpanmu. Apablla engkau meminta, maka minta-
lah kepada Allah. Dan apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah
1Husnul Uswah, hlm. 215.
2pertotongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat berkumpul
untuk memberimu satu manfaat, niscaya mereka tidak akan dapat member-
imu manfaat, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu.
Dan jika mereka berkumpul untuk memberimu satu bahaya, niscaya mereka
tidak akan bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah
tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan tinta telah kering." 2
Dan dalam riwayat lain (Beliau berkata),
"Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatiNya di hadapanmu. Perke-
nalkanlah dirimu kepada Allah ketika kamu senang, niscaya Dia akan menge-
nalimu saat kesulitan. Ketahuilah, apaapa yang (ditakdirkan) luput darimu,
(maka) tidak akan menimpamu. Dan apa-apa yang (ditakdirkan) menimpa-
mu, ia tidak akan luput darimu.
Ketahuilah, bahwa pertolongan ada bersama kesabaran, kelapangan ada
bersama kesempitan, dan bersama kesusahan ada kemudahan." 3
Seorang anak terlahir di atas trah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang
sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang
bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap
agama ini kepada anak-anaknya.
2.2 Mengajari Anak Shalat
Mengajarkan anak-anak shalat yaitu dalam hal-hal yang utamanya, wajib-wajibnya,
waktunya, cara berwudhu dan dengan shalat dihadapan mereka. Demikian pula dengan
pergi bersama mereka ke masjid, berdasarkan sabda Nabi dan hadits Sabrah,
4
Perintahkanlah anak untuk shalat apabila mereka telah berumur tujuh tahun.
Dan jika mereka telah berumur sepuluh tahun (tetapi tidak shalat), maka
pukullah mereka.
5
2HR. Tirmidzi, dan ia berkata, "Hadits hasan shahih."
3HR. selain Tirmidzi.
4Sabrah, yakni Ibnu Abdil Aziz bin Rabi' bin Sabrah Al-Juhani.
5Dikeluarkan oleh Abu Dawud, 494; Tirmidzi, 407; dan dia berkata, "Hasan shahih." Ad Darimi,
I/333; Ibnul Jarud, 147; Ibnu Khuzaimah, 1002; Hakim, I/201 dan dia berkata, "Shahih atas syarat
Muslim dan disepakati oleh Adz Dzahabi." Berkata Albani dalam Al Irwa' I/267,
3Hendaknya para ibu mengajarkan kepada mereka, bahwa shalat bukan hanya sekedar
gerakan atau rutinitas seorang hamba kepada Rabbnya. Akan tetapi, shalat meru-
pakan hubungan yang dalam dan kuat antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Maka
peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh, supaya tidak meninggalkan shalat.
Berilah mereka ancaman bila meninggalkan perbuatan tersebut.
Suruhlah mereka untuk senantiasa bersegera menunaikan shalat pada awal waktu.
Allah di berrman, yang artinya:
Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang menyla-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan
menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat serra mengerjakan amal
shalih. (QS Maryam: 59-60).
Nabi bersabda,
Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi, bah-
wa tidak ada sesembahan yang hak, kecuali Allah, dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allah, dan sampai mereka mendirikan shalat, menunaikan
cakat Apabila mereka melakukan itu, maka terjagalah dariku darah-darah
mereka dan harta-harta mereka, kecuali merupakan hak Islam; dan perhi-
tungan mereka atas Allah.
6
Ibnu Hazm berkata, "Barangsiapa mengakhirkan shalat dan waktunya, maka dia itu
hina" 7
2.3 Menanamkan Kecintaan Kepada Allah dan RasuINya, dan
Mendahulukan Keduanya
Dari Anas dia berkata, Rasulullah bersabda,
"Dan dalam apa-apa yang dikatakan keduanya perlu diteliti, karena Muslim hanya men-
geluarkan satu hadits saja dali Abdul Malli ini dalam hal mut'ah sebagai pendukung, se-
bagaimana yang disebutkan oleh Al Hadz dan lainnya. Hadits ini sanad-sanadnya dha'if,
akan tetapi dia mempunyai syahid yang menguatkannya kepada derajat shahih dari hadits
Ibnu Amr."
6HR. Bukhari, 25 dan Muslim, I/200 Nawawi.
7Al Muhalla, 2/239
4"Tidak sempurna imam seseorang diantara kalian sampai aku menjadi orang
yang lebih dicintainya daripada bapaknya, anaknya dan seluruh manusia." 8
Dengan menanamkan kecintaan kepada Allah dan RasuINya di hati anak-anak akan
mengantarkan mereka menyambut seruan Allah dan RasuINya. Dan ini menjadi moti-
vasi dasar untuk seluruh yang mengikutinya.
2.4 Mengajarkan Al Qur’an dan Menyuruh Anak-Anak
Menghafalkan
Ini merupakan masalah besar yang hanya akan didapatkan oleh orang yang secara
sungguh-sungguh berusaha menghafal dan mengamalkannya. Hendaklah ibu memu-
lainya dengan menyuruh menghafal surat Al Fatihah dan surat-surat pendek. Demikian
pula hendaklah kita menyuruh mereka menghafal at tahiwat untuk shalat.
HadIts-hadits Nabi telah menunjukkan keutamaan itu semua. Diantaranya yang diri-
wayatkan oleh Utsman bin Aan dari Nabi beliau bersabda,
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkan-
nya." 9
Para ibu pada masa kejayaan Islam, benar-benar memotivasi anak-anaknya untuk men-
dapatkan kebaikan, terlebih lagi dari Al Qur'an, sebagaimana mereka mengusahakan
kebaikan bagi jiwa anak-anaknya.
2.5 Membuat Anak-Anak Cinta Kepada Sunnah Serta Menyuruh
Mereka Menjaganya
Allah berrman, yang artinya:
Barangsiapa mentaati Rasul itu, maka sesunguhnya dia telah mentaati Allah.
(QS An Nisa: 80).
Allah berrman, yang artinya:
8HR. Bukhari, 14; Muslim, 2/15; Nawawi; Ibnu Majah, 67; Ad Darimi, 2/307; Ahmad, 3/77; Abdur-
razaq, 2032; Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 2/239.
9HR. Bukhari, 5027; Abu Dawud, 1452; At Tirmidzi, 2907, 2908; Ibnu Majah, 211, 212; Ahmad, 405,
412, 413, 500; Ath Thayalisi, 1880; dan Ad Darimi, 2/437.
5Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dila-
rangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (QS AI Hasyr:7).
Nabi bersabda, dari hadits Irbadh bin Sariyah yang artinya:
"Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, mend-gar dan taat, meskipun
yang memerintahkan kalian adalah budak dari Habasyah. Karena sesungguhnya, barangsi-
apa diantara kalian hidup setelahku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak.
Berpegang teguhlah kalian dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang men-
dapat pentunjuk. Peganglah ia erat-erat, dan gigitlah ta dengan gerahammu." 10
2.6 Menanamkan Kepada Anak Agar Benci Kepada Bid’ah
Agama Islam adalah agama yang sempurna. Allah berrman, yang artinya:
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
dia mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan
dia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami ma-
sukkan a ke dalam Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali. (QS An Nisa :115)
Nabi bersabda, dari hadits Abdullah bin Mas'ud,
Setiap perkara yang baru (dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah
adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
Jadi setiap bid'ah itu tertolak, sebagaimana disebutkan dalam hadits. Adapun pem-
bagian bid'ah menjadi dua, yaitu: bid'ah mahmudah (terpuji) dan bid'ah madzmumah
(tercela), maka sebenamya yang dimaksudkan ialah bid'ah (perkara baru) secara bahasa
saja, bukan secara syar'iyyah.
2.7 Membuat Anak-Anak Cinta Kepada Ilmu Syar’i dan Bersabar
Dalam Meraihnya
Ilmu syar'i merupakan ilmu yang paling mulia. Allah telah memuji ilmu dan ulama lebih
dari satu ayat dalam Al Qur'an. Allah berrman, yang artinya:
10HR. Abu Dawud, 4607; At Tirmidzi, 2676 dan dia barkata, "Hasan shahih; Ibnu Majah, 42; Ad
Darimi, 1/44, 45; Ahmad, 4/126, 127; Hakim, 1/97; Ibnu Abdil Bar dalam Jami'ul Ilmi, 92/17, 172.
6Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah
ulama. (QS Fathir: 28).
Dan katakanlah: " Ya Rabb, tambahkanlah kepadaku ilmu". (QS Tha-
ha:114).
Dari Zar bin Hubasyi, dia berkata, "Aku mendatangi Sofwan bin 'Assal
Al Muradi, lalu dia berkata, "Untuk tujuan apa engkau datang kemari?"
Aku menjawab, "Karena mengharapkan ilmu". Dia berkata, "Sesungguh-
nya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut iImu, karena ridha
dengan apa yang mereka carl." 11
Belajar ketika masih kecil lebih baik daripada belajar ketika sudah dewasa, sebagaimana
dalam sebuah sya'ir:
Belajar sewaktu kecil
bagaikan melukis di atas baru
Pada masa permulaan Islam para ibu memotivasi anaknya untuk menuntut ilmu (syar'i).
Bahkan ada yang rela bekerja agar si anak bisa belajar. Lihatlah, bagaimana manusia
memuji Sufyan Ats Tsauri
12
karena keluasan ilmu yang dimilikinya.
Al Auza'i berkata tentangnya; "Tidak ada orang yang padanya orang awam berkumpul
dengan ridha dan lapang dada, kecuali satu orang di Kufah yaitu Sufyan"
Sufyan tidaklah mencapai apa yang menjadi cita-citanya, kecuali dengan pertolongan
Allah, kemudian pertolongan ibunya yang shalihah.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Waki', dia berkata,
"Ummu Sufyan berkata kepada Sufyan, 'Wahai, anakku. Tuntutlah iImu
dan aku akan cukupimu dengan alat pemintalku'." 13
11HR. Tirmidzi, 96/3535; Nasa'i, 1/83; Ibnu Majah, 284; Ad Darimi, 1/101; Ahmad, 4/239, 240; Ibnu
Khuzaimah, 17/193, 196; Asy Sya'i dalam Al Umm, 1/34, 35; Hakim, 1/100; Ibnu Abdil Bar,
dalam Al Jami' 91/32; Ibnu Hazm, dalam Al Muhalla, 2/830; Ibnul Jarud, 94; Humaidi, 881.
12Beliau adalah salah seorang Imam dari enam madzhab. Beliau adalah Amirul Mu'minin dalam hadits.
Syu'bah, Ibnu Mubarak, Abu 'Ashim, Ibnu Mu'ayyan dan lebih dari satu ulama' lainnya, berkata,
"Sufyan adalah Amirul Mu'minin dalam hadits." Ibnul Mubarak berkata, "Aku menulis dari seribu
seratus syaikh. Tidaklah aku menulis yang lebih utama dari Sufyan." (Lihat At Tahdzib, 4/112,
113). Dikatakan pula bahwa Sufyan adalah penduduk dunia yang paling faqih (Siyar Alamin
Nubala).
13'Audatul Hijab, karya Muhammad Ismail, 2/143. Dinukil dari Al Imam Sufyan Ats Tsauri,
karya Muhammad Abul Fath Al Bayanuni.
7Alangkah besarnya tokoh-tokoh yang keluar dari madrasah ibu.
Ibu adalah madrasah.
Apabila engkau mempersiapkannya,
berarti engkau mempersiapkan generasi yang kuat akarnya
Ibu adalah taman.
Jika engkua merawatnya,
dia akan hidup dengan elok,
tumbuh daunnya beraneka rupa
Ibu adalah guru pertamanya para guru
Kemuliaanya terpancar menyebar sepanjang cakrawala
2.8 Mengajarkan Kepada Anak Untuk Meminta Izin
Ini termasuk adab mulia yang penting diajarkan dan dibiasakan oleh seorang ibu mus-
limah kepada anak-anaknya, khususnya jika anak hampir baligh. Islam telah mem-
berikan batasan dan rambu-rambu tentang hal ini dengan jelas. Allah berrman, yang
artinya:
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelahi dan wanita)
yang kamu miliki dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu,
meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari), yaitu sebelum
shalat shubuh, ketika kamu sedang menanggalkan pakaian (luarmu) di
tengah hari dan sesudah shalat isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tdak
ada dosa atasmu dan tidak pula atas mereka selain dari (tiga waktu) itu.
Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian
yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana. Dan apabila anak-anakmu
telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka minta izin, seperti
orang-orang sebelum mereka minta izin. Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayatNya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS
An Nur: 58,59).
Ayat-ayat tersebut menjelaskan waktu-waktu yang tidak diperbolehkan bagi anak-anak
yang belum baligh untuk masuk, kecuali setelah mendapat izin. Adapun selain tiga
waktu tersebut, maka tidak berdosa atas mereka masuk tanpa izin. Imam Ibnu Katsir
menjelaskan yang menjadi sebab perlunya meminta izin pada tiga waktu tersebut. Dia
berkata,
8"Allah Ta'ala memerintahkan orangorang beriman, agar para budak yang
mereka miliki dan anakanak mereka yang belum baligh untuk meminta izin
kepada mereka dalam tiga waktu, yaitu:
1. Sebelum shalat fajar. Karena pada waktu itu manusia sedang tidur di
tempat tidurnya.
2. KetIka menanggalkan pakaian pada slang hari, yaitu pada waktu qailu-
lah (tidur siang), karena manusia seringkali sedang menanggalkan paka-
iannya bersama istrinya pada waktu itu.
3. Setelah shalat Isya. Karena itu saat waktu tidur, maka diperintahkan
kepada para budak dan anak-anak (yang belum baligh) untuk tidak ma-
suk kepada ahli bait tanpa izin, karena dikhawatirkan ketika itu seorang
suami sedang bersama istrinya atau sedang melakukan hal Iainnya.
Oleh karena itu Allah berrman, yang artinya:
(Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak
pula atas mereka selain dari (tiga waktu) itu.
Maksudnya, apabila mereka masuk selain dari tiga waktu itu tanpa izin,
maka tidak apa-apa atas kalian dan tidak pula atas mereka apabila mereka
melihat sesuatu selain dari tiga waktu itu, karena telah diizinkan bagi mereka
masuk tanpa izin, dan karena mereka banyak berinteraksi dengan kalian
untuk melayani kalian atau yang lainnya." 14
Adapun bagi anak-anak yang telah baligh, maka mereka harus mina izin setiap waktu
apabila ingin masuk. Al Auza'i berkata dari Yahya bin Katsir,
"Apabila anak masih berumur empat tahun, maka dia meminta izin kepada
kedua orang tuanya dalam tiga waktu. Apabila mereka telah baligh, maka
dia harus minta izin setiap waktu. " 15
Keharusan minta izin ini tidak hanya ketika akan masuk ke rumah orang lain saja, akan
tetapi juga ketika masuk ke rumah yang hanya dihuni oleh ibu atau saudara perempuan-
nya. Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dalam Adabul Mufrad,
14Tafsir Ibnu Katsir, 3/303, 304.
15Tafsir Ibnu Katsir, 3/303, 304.
9bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Hudzaifah,"Apakah aku harus mintaizin
kepadaibuku?" Dia menjawab, "Jika engkau tidak minta izin kepadanya, en-
gkau akan melihat apa yang engkau benci." 16
Imam Al Bukhari meriwayatkan pula tentang keharusan seorang laki-laki minta izin
kepada saudarinya.
'Atha bertanya kepada lbnu Abbas tentang meminta izin kepada saudara
perempuan, maka Ibnu Abbas berkata, " Ya," lalu aku ulangi lagi, "Dua
saudariku itu berada dalam pemeliharaanku, aku yang menjamin dan menafkahi
mereka, apakah aku harus izin?" Beliau menjawab, "Ya. Apakah engkau su-
ka melihat saudarimu sedang telanjang?" Kemudian beliau membaca, Al
Qur'an surat An Nur ayat 58.
Kemudian Atha' berkata, "Mereka diperintahkan minta izin kecuali pada
tiga waktu itu,". Ibnu Abbas membaca, rman Allah yang artinya: Dan apa-
bila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka hendaklah mereka mem-
inta izin, seperti orang-orang sebelum mereka minta izin. (QS An Nur:59).
Ibnu Abbas berkata, "Minta izin hukumnya wajib." Ibnu Juraij menam-
bahkan, "Atas setiap manusia." 17
2.9 Menanamkan Kejujuran
Jujur adalah sikap terpuji yang wajib kita tanamkan kepada anak-anak. Allah berrman,
yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar (jujur). (QS At Taubah :9).
Ayat-ayat tentang hal ini sangat banyak. Demikian pula hadits telah berulang menyitir
akhlak terpuji ini.
Dart Ibnu Mas'ud dari Nabi beliau bersabda,
Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan me-
nuntun kepada surga, dan sesungguhnya seseorang berkata jujur sehingga dia
menjadi orang yang jujur. Dan sungguhnya kedustaan menunjukkan kepada
16Al Adabul Mufrad, 1060.
17Al Adabul Mufrad, 1063.
10kejahatan, sedangkan kejahatan mengantar kepada neraka, dan sesungguh-
nya seseorang berkata dusta hingga la tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.
18
Berkata jujur adalah kemuliaan bagi anak-anak kita. Dan tidak akan tersealisasi, kecuali
dengan berkata jujur dalam segala urusan.
Jika seseorang hiasa berdusta, dia akan senantiasa dianggap pendusta di hadapan
manusia meskipun dia berkata jujur.
2.10 Menanamkan Sifat Sabar
Allah berrman, yang artinya:
Sesungguhnya hanya orang yang bersabadah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa hisab. (QS Az Zumar : 10).
Dan juga rmanNya yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan kepada Allah dengan
sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS Al Baqarah: 153).
Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan dia berkata, "Rasulullah bersabda,
Sungguh menakjubkan urusan orang yang briman, sesunguhnya semua uru-
sannya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak terjadi, kecuali bagi orang
yang beriman. Apabila dia diberi kesenangan, maka dia bersyukur, dan itu
baik baginya. Dan apabila dia ditimpa kesusahan, maka dia bersabar, dan
itupun baik baginya." 19
2.11 Menyadarkan Kepada Anak Tentang Berharganya Waktu
Sesungguhnya menjaga waktu akan menanamkan sifat menepati janji pada waktunya.
Demikian pula harus diperhatikan, agar menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktun-
ya. Oleh karena itu Allah menganjurkan kita untuk menyusun jadwal kegiatan dan
mengerjakannya pada waktu yang telah direncanakan. Dan waktu sangat terbatas.
Allah berrman, yang artinya:
18HR. Bukhari, 6094; Muslim, 16/60; Nawawi; Abu Dawud, 4989; Tirmidzi, 1972, dan dia berkata,
"Hasan shahih."
19HR. Muslim, 18/125; Nawawi.
11Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman. (QS An Nisaa :103).
Ibnu Mas'ud pernah bertanya kepada Nabi, "Amal apa yang paling dicintai oleh Allah?"
Beliau menjawab, 'Shalat pada awal waktunya....'
20
Allah mengkhususkan masalah shalat, karena shalat dilakukan berulang lima kali se-
hari semalam. Apabila seseorang menjaga shalatnya dan melaksanakannya pada awal
waktu, maka hal dapat menanamkan kedisiplinan dan pemanfaatan waktu. Dan agar
menjadikan waktu sehat dan luangnya sebagai kesempatan untuk melakukan kebaikan,
karena umur itu terbatas.
Ibnu Abbas berkata, bahwa Nabi bersabda,
Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengannya, yaitu kesehatan dan
waktu luang.
21
Para salafush shalih dan orang-orang yang meniti jalan mereka adalah manusia yang pal-
ing ketat dan paling bersemangat dalam menjaga waktu, yakni dengan memanfaatkpn
dan memenuhinya dengan berbagai kebaikan dan hal-hal bermanfaat.
2.12 Menanamkan Sifat Pemberani
Allah berrman, yang artinya:
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di
jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (QS At Taubah:
111).
Dan Abu Aufa Nabi bersabda,
"Dan ketahuilah bahwa surga di bahah naungan pedang " 22
Ibnu Hajar berkata, Al Qurtubi berkata,
20HR. Muslim, 18/125; Nawawi.
21HR. Bukhari, 527; Muslim, 2/73; Nawawi; Tirmidzi, 173, dan dia berkata, "Hasan shahih."; Nasa'i,
1/292; Ad Darimi, 1/278; Ahmad, 1/409, 410, 439; Humaidi, 103; Thabrani dalam Ash Shaghir,
446; Al Baihaqi dalam Al I'tiqad, hlm. 42.
22HR. Bukhari, 2818, 2833, 3966; Muslim, 1742; Abu Dawud, 2631; Tirmidzi, 1659.
12"Sabda Rasulullah di atas termasuk ucapan yang indah, singkat tapi padat.
Memiliki gaya bahasa nan indah, ringkas dan lafazhnya bagus. (Ucapan) ini
memberi faidah anjuran untuk berjihad, dan mengabarkan pahalanya, serta
anjuran menghadapi musuh yang menggunakan pedang, serta bersatu ketika
perang, sehingga pedang menaungi orang-orang yang berperang " 23
Ibnul Jauzi berkata, "Maksudnya adalah surga dapat diraih dengan jihad."
24
Pada periode awal Islam, para ibu menjadi penolong dan pendorong anak-anaknya agar
memiliki sifat pemberani. Dalam sejarah terdapat contoh-contoh tentang hal itu. Se-
butlah Abdullah bin Zubair bin Awwam. Ketika dia keluar untuk memerangi Hajjaj bin
Yusuf, bersamanya tidak ada orang, kecuali sedikit orang. la mengadu kepada ibunya
Asma tentang ketidak pedulian manusia dan sikap diam mereka terhadap Hajjaj sampai
orang yang paling dekat denganya sekalipun.
Abdullah menanyakan pendapat ibunya. Lalu apakah yang dikatakan oleh wanita
yang berjiwa besar ini? Apakah ia berkata kepada putranya, "Tinggalkanlah urusan ini"
karena ia khawatir terhadap keselamatan putranya yang merupakan darah dagingnya?
Tidak, demi Allah. Bahkan ia memompakan keberanian dan kesabaran sampal ia mati
syahid.
Dengan keberanian dan jihad semacam inilah akan tegak berdiri Daulah Islamiyah
yang diharapkan dengan izin Allah.
2.13 Bersikap Adil Diantara Anak-Anak
Dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah bersabda,
Bersikap adllah diantara anak-anakmu, adillah diantara anak-anakmu, adil-
lah diantara anak-anakmu 25
Pada bagian akhir dari pembahasan ini, ingin aku sitirkan rman Allah melalui lisan
Luqman Al Hakim kepada anaknya sebagai nasihat atas anak.
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengejakan kebaikan
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan mungkar dan bersabarlah terhadap
23Fathul Bari, 6/33.
24Fathul Bari, 6/33.
25HR. Abu Dawud, 93544; Nasa'i, 6/262; Ahmad, 4/275, 278, 375.
13apa-apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesunguhnya seburuk-buruk suara adalah suara
keledai." (QS Lugman:7-19).
Saudariku muslimah, sesungguhnya anak-anak kita adalah amanah yang dititipkan Allah
kepada kita. Allah akan menanyakan, apakah kita akan menjaganya atau menyianyi-
akannya. Maka wajib atas kita untuk menjaga amanah ini. Dengan keyakinan, kita
mendidik generasi muslim, kita persiapkan mereka agar menjadi generasi kuat untuk
menghadapi orang-orang yang menyimpangkan Al Kitab dan Assunnah. Wallahu wa-
lyyut tauq.
14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search